Fibonacci, RSI, moving average, dan stochastic adalah beberapa contoh indikator teknikal.
Banyaknya indikator teknikal dalam trading forex dan komoditi sering membuat trader pemula bingung dan takut untuk menggunakannya. Padahal indikator dapat membantu anda membuat analisis teknikal dengan lebih mudah.
Indikator oscillator dan indikator trend.
Pertama, mari kita bahas dua jenis indikator berdasarkan tampilannya pada platform trading, baik di MetaTrader maupun di MIFX Mobile. Indikator teknikal yang terletak di bagian bawah grafik harga biasanya merupakan indikator oscillator. Contohnya, indikator stochastic, RSI, dan MACD.
Sedangkan indikator trend biasanya berada di grafik harga dan pergerakannya saling beririsan dengan harga. Contoh indikator trend yang populer di kalangan trader adalah Fibonacci, moving average, dan bollinger bands.
Fungsi umum indikator teknikal.
Secara umum, fungsi utama indikator teknikal adalah untuk membantu anda memantau kondisi pasar. Tanpa indikator, mungkin anda akan kesulitan menentukan apakah pasar sedang bearish atau bullish, posisi apa yang harus anda buka, dan kapan harus membuka posisi.
Dengan menggunakan indikator, anda akan dapat melihat trend apa yang sedang berlangsung dengan lebih mudah, sehingga anda dapat menentukan harus buka posisi buy atau sell. Anda juga dapat mendeteksi kekuatan trend tersebut, apakah masih akan berlanjut panjang atau akan segera jenuh. Trend yang kuat berarti harga akan bergerak ke satu arah untuk periode yang cukup panjang, sehingga bisa anda manfaatkan untuk meraih potensi profit. Sebaliknya, hindari trend yang lemah dan kondisi pasar jenuh karena pergerakan harganya rawan berbalik arah sebelum dapat menghasilkan profit.
Selain itu, indikator teknikal juga mempermudah anda dalam menentukan area support dan resistance. Area support dan resistance ini dapat menjadi referensi anda menemukan momen buka posisi buy dan sell.
Indikator teknikal populer.
Beberapa indikator teknikal yang paling sering dipakai oleh para trader:
1. Moving Average (MA).
MA merupakan indikator trend berbentuk garis yang bergerak lagging, atau lebih lambat dari pergerakan harga. Garis MA yang bergerak naik menunjukkan uptrend atau bullish, sementara garis MA ke bawah berarti downtrend atau bearish. Selain itu, anda juga dapat menentukan level support dan resistance dinamis dengan melihat posisi garis MA pada grafik. Garis MA yang berada di bawah harga menjadi level support dinamis, sedangkan garis MA di atas harga menjadi level resistance dinamis.
Anda juga dapat menggunakan dua garis MA dengan periode yang berbeda untuk menentukan sinyal buka posisi. Misalnya MA 20 dan MA 50. MA 20 yang memotong MA 50 dari atas ke bawah mengindikasikan sinyal bearish, sehingga anda bisa buka posisi sell. Sebaliknya, jika MA 20 memotong MA 50 dari bawah ke atas, ini menunjukkan sinyal bullish untuk membuka posisi buy.
2. Parabolic SAR.
Parabolic SAR (stop and reverse) juga merupakan indikator trend. Sesuai namanya, indikator ini dapat mengindikasikan momen-momen di mana pergerakan harga akan berhenti dan berbalik arah, atau yang biasa disebut reversal.
Jika titik-titik SAR muncul di bawah candlestick, tandanya pasar sedang uptrend. Jika di atas candlestick, berarti pasar sedang downtrend. Reversal akan terlihat apabila ada titik SAR yang berlawanan dengan trend, lalu terdapat candlestick yang melewati titik SAR tersebut.
3. Bollinger Bands.
Bollinger bands terdiri dari garis lower, middle, dan upper band. Anda dapat menggunakan indikator ini untuk melihat kejenuhan pasar. Jika pergerakan harga menyentuh upper band, berarti harga sudah mencapai kondisi overbought atau jenuh beli. Sebaliknya, harga yang bergerak hingga menyentuh garis bawah menunjukkan kondisi oversold atau jenuh jual. Kondisi pasar jenuh biasanya menunjukkan bahwa harga akan segera berbalik arah.
Anda bisa melakukan buy ketika harga menyentuh garis lower band, tapi dengan catatan bahwa trend harga keseluruhan sedang naik. Sebaliknya, anda bisa melakukan sell ketika harga menyentuh garis upper band, tapi trend harga keseluruhan sedang turun. Untuk mengetahui trend keseluruhan, anda bisa mengkombinasikannya dengan garis MA 200.
4. Average Directional Movement Index.
Indikator ADX merupakan jenis indikator trend yang dapat anda gunakan untuk mengukur kekuatan trend. Garis ADX yang naik menunjukkan trend yang menguat dan garis yang turun menunjukkan trend yang melemah. Selain itu, trend juga dianggap kuat saat garis ADX bergerak menembus level 25.
5. Fibonacci Retracement.
Gunakan indikator fibonacci retracement dalam menentukan level support dan resistance, serta menentukan area untuk membuka posisi. Fibonacci terdiri dari level-level tertentu antara 0% - 100%, tapi level-level terpenting adalah level 38.2%, 50%, 61.8%, dan 78.6%.
Level 38.2%-61.8% merupakan level support dan resistance yang dapat menjadi referensi buka posisi buy atau sell. Level 0% dapat menjadi referensi Take Profit anda, sedangkan referensi Stop Loss berada di level 78.6%. Namun, jika anda berani mengambil resiko lebih tinggi untuk meraih potensi profit yang lebih tinggi, tempatkan Stop Loss di level 100%.
Bagi anda para trader pemula, kelima indikator di atas dapat anda coba aplikasikan dengan strategi trading anda. Pastikan anda uji dulu penggunaan indikator teknikal di atas dengan Akun Demo agar anda dapat melakukan simulasi trading secara gratis dan tanpa resiko.
Forex, Emas, Investasi, Broker, Cirebon - Monex Cirebon
July 25, 2021
July 25, 2021